Chicago (SI ONLINE) – Polisi Chicago dan New York menangkap ratusan demonstran anti-Wall Street di berbagai wilayah negeri adikuasa itu, Minggu (16/10/2011). Di Chicago, ribuan demonstran yang memprotes korporatisme, kesenjangan sosial dan kemiskinan di Amerika Serikat itu berbaris dari Federal Reserve Bank Chicago hingga Grant Park pada hari Sabtu. Namun, karena para demonstran menolak meninggalkan Grant Park dan bersikeras akan menginap, pihak kepolisian Chicago menangkap sekitar 175 demonstran. Selain itu, di New York, sempat terjadi konfrontasi sengit antara para demonstran dan kepolisian. hampir 90 pengunjuk rasa ditangkap di New York. Pemrotes bersumpah untuk tetap menggelar aksi unjuk rasa meski para polisi menggunakan kekerasan dan tangan besi dalam menyikapi mereka. Para demonstran mulai berunjuk rasa di Zuccotti Park sejak 17 September lalu. Mereka meneriakkan pesan antikapitalis yang telah bergema di AS seiring tingginya angka pengangguran di negeri itu. Dalam aksinya, para demonstran anti-Wall Street memprotes kondisi perekonomian AS yang lesu, tingginya angka pengangguran, dan kebijakan-kebijakan dana talangan pemerintah terhadap perusahaan-perusahaan besar sejak 2008 lalu. Selain itu, aksi itu digelar sebagai bentuk protes atas sejumlah problema termasuk perang di Timur Tengah, krisis keuangan AS dan bonus yang tinggi bagi para eksekutif Wall Street.
Demonstran Occupy Wall Street Tuding Yahudi Penyebab Krisis Keuangan AS
New York (SI ONLINE) – Para demonstran “Occupy Wall Street” di New York menuding orang Yahudi sebagai penyebab krisis keuangan Amerika karena memberikan bantuan ke negara Yahudi, Israel. “Komite Darurat untuk Israel” telah menerbitkan video klip aksi demo Occupy Wall Street yang menunjukkan orang Yahudi diserang dan disalahkan atas krisis keuangan akibat AS memberi bantuan ke Israel. Komite tersebut adalah badan neo-konservatif yang dipimpin oleh William Kristol, editor Yahudi Weekly Standard, yang bertujuan untuk meyakinkan orang Yahudi untuk memilih calon presiden dari Partai Republik. Gedung Putih, dianggap sedang mencoba mengambil keuntungan dari demonstrasi Occupy Wall Street, sementara kubu anti-Obama mencoba untuk membawa para demonstran ke ujung kiri dan menjadi musuh-musuh Israel. Dalam video klip tersebut, para demonstran membawa poster-poster anti-Israel yang bertuliskan “pendudukan Israel di Gaza”, “Gaza mendukung Occupy Wall Street”, “Bankir Hitler”, dan lainnya. Terlihat juga seorang demonstran muda berdebat dengan seorang pria Yahudi lebih tua yang mengenakan Yarmulke. Pria muda itu berkata, “Saya bekerja, mendapatkan tujuh dolar per jam. Anda punya uang. Anda tidak berbicara dalam bahasa Inggris? Anda dari Israel? Kembali sana ke Israel!” Pengunjuk rasa lain, warga Afrika-Amerika menuduh orang-orang Yahudi mengambil alih Amerika. “Kelompok terkecil di Amerika mengendalikan uang, media dan semua hal lainnya. Semua bank dimiliki para bankir Yahudi. Saya menentang orang-orang Yahudi yang merampok Amerika. Mereka adalah satu persen warga yang mengendalikan Amerika. Presiden Obama adalah seorang boneka Yahudi. Perekonomian seluruhnya dikuasai oleh Yahudi. Setiap hakim federal di East Coast adalah Yahudi,” ungkapnya geram.
Demonstran Anti Wall Street Akan Buat Majelis Umum Nasional
Washington (SI ONLINE) – Penyelenggara protes anti-Wall Street di seluruh Amerika Serikat berencana membuat “majelis umum nasional ” untuk menyinkronkan tuntutan mereka. “Ada rencana untuk menghubungkan kelompok-kelompok yang berbeda melalui majelis umum mereka,” kata kata Wartawan Investigasi, Dave Lindorff dalam sebuah wawancara telepon dengan Press TV AS, Selasa (18/10/2011). “Mereka memiliki semacam majelis umum sebagai struktur organisasi longgar di mana mereka bertemu setiap malam dan membahas berbagai hal,” katanya. Lindroff menambahkan, “yang terakhir saya dengar adalah bahwa ada pemikiran untuk menciptakan sebuah majelis umum nasional, untuk mengembangkan seluruh program tuntutan untuk memulihkan demokrasi Amerika dari kekuatan perusahaan yang pada dasarnya mencuri itu (demokrasi).” Menurut jurnalis tersebut, para demonstran tersebut sudah membawa kantong tidur yang cukup bagus untuk cuaca musim dingin, artinya mereka bersiap untuk melakukan aksi lebih lama. Para demonstran memprotes Wall Street dan perusahaan elit yang telah merampok negara triliunan dolar dari aset rakyat dan negara. “Jadi ada kemarahan dan ada proses berkembang dari apa yang para demonstran benar-benar ingin, ” tambah Lindorff.