(beberapa hari sebelum beliau wafat)
Pada suatu hari di Madinah, para sahabat mendengar suara Bilal memanggil mereka untuk berkumpul di mesjid. Kecemasan tampak pada wajah2 mereka. Mereka tahu sudah beberapa hari ini Nabi yang mulia jatuh sakit. Segera setelah mereka berada di mesjid, nabi keluar dari hujjrahnya, yaitu ruang kecil tempat tinggal Nabi disebelah masjid. Beliau dipapah Fadel & Ali, wajahnya pucat dan dahinya dibalut kain. Perlahan2 beliau menuju mimbar..
Beberapa orang sahabat sudah mulai terisak, sebagian besar menahan air mata. Nabi lalu naik ke mimbar. Dia berkata, “Para hadirin, mendekatlah, berilah tempat kepada yang berada dibelakang kalian…!”. Orang2 merapat, mereka melihat kebelakang, tapi tidak ada orang lagi. Nabi masih menyuruh agar orang2 untuk merapatkan tubuhnya.
Sampai seorang sahabat bertanya, ” Ya Rasulullah, untuk siapa kami memberi tempat?”
Lalu Nabi berkata, “Untuk para malaikat.”
Rupanya para malaikatpun hadir disitu untuk mendengar wejangan2 dari Rasulullah yang terakhir.
Kata Nabi, “Alhamdulillah, kita memuji Dia, dan memohon pertolonganNya. Kita beriman dan berserah diri kepada-Nya. Kita bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah Yang Esa, tidak ada sekutu bagiNya. Kita bersaksi juga, bahwa Muhammad SAW adalah hamba dan rasul-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejeleken diri kita dan keburukan amal kita. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, tidak seorangpun dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, tidak seorangpun dapat memberinya petunjuk.”
Wahai manusia…..!
Siapapun diantara kalian, yang menemui Allah dengan membawa kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah.. kesaksian yang ikhlas, yang tidak dicampuri dengan selain itu, pastilah ia akan masuk surga.
Pada waktu itu, Sayidina Ali bertanya, “Ya Rasulullah, demi ayah dan ibuku, apa yang dimaksud dengan mengucapkan syahadat tanpa dicemari oleh yang lain itu? Jelaskanlah pada kami, supaya kami memahaminya. ”
Lalu Nabi bersabda, “Yang mencemari akidah itu, adalah kerakusan pada dunia. Mengumpulkan dunia bukan secara halal dan bersenang2 dengan harta yang haram. Berbicara dengan perkataan orang2 baik, tetapi berperilaku seperti perilaku para tiran. Barangsiapa menghadap Allah dengan tidak membawa hal2 tersebut sedikitpun, dan mengucapkan Laailaaha illallah..baginya surga.”
Kemudian Rasulullah melanjutkan, “Barangsiapa, mengambil dunia dan meninggalkan akhirat, baginya neraka. Siapa saja yang membantu permusuhan, para penindas, ataupun orang yang membantu untuk melakukan penindasan, maka malaikat pencabut nyawa akan datang membawa berita kepadanya, bahwa dia akan mendapat laknat Allah dan tempatnya kelak kekal di neraka. Siapa yang melangkahkan kaki kepada penguasa yang zalim, untuk memenuhi kebutuhannya, dia akan menyertai penguasa itu di neraka. Siapa yang menunjuki jalan kepada penguasa untuk melakukan penindasan , dia akan dihimpun bersama Haman (penasehat firaun), ia, Haman dan penguasa yang zalim itu akan mendapat siksa yang paling berat di neraka. ”
Barangsiapa memuliakan pemilik dunia, dan mencintainya karena ia mengharapkan dunianya, Allah murka kepadanya. Ia akan ditempatkan di neraka paling bawah bersama Qarun.
Barangsiapa membangun rumah hanya untuk kemegahan dan kesombongan, maka pada hari kiamat ia akan dibawa ke tujuh bumi dan kemudian dibelenggu dengan api yang menyala di lehernya dan dilemparkan ke neraka.
Para sahabat bertanya, “Ya Rasul Allah, apa artinya membangun rumah untuk kemegahan dan kesombongan itu?”
Jawab Rasulullah, “Membangun rumah lebih dari keperluannya, atau membangun untuk menyombongkan dirinya, diatas orang lain.”
Barangsiapa yang membayar upah buruhnya secara zalim, tidak membayarnya dengan upah yang layak, Allah akan menghapuskan seluruh amal sholehnya dan ia tidak akan mencium bau surga, padahal bau surga itu tercium dari jarak 500 tahun.
Barangsiapa menikahi seorang wanita dengan harta yang halal tetapi karena menginginkan kemegahan dan kesombongan, Allah tidak akan memberinya bekal kecuali kehinaan dan kerendahan sesuai dengan kadar kesenangannya, Allah akan menyuruhnya berdiri di tepian jahannam, dan kemudian jatuh ke dalamnya sejauh 70 kharif (ukuran panjang).
Siapa yang merampas mahar istrinya, atau tidak membayarnya disisi Allah, ia menjadi penzina.. Allah akan berkata kepadanya di hari kiamat, aku menikahkan kamu kepada hambaKu dengan perjanjianKu, engkau tidak memenuhi perjanjian itu. Allah akan menagih hak istrinya. Dan bila ia tidak sanggup membayar dengan seluruh pahalanya, ia akan dilemparkan di api neraka.
Siapa yang menyakiti tetangga tanpa hak, Allah akan melarang mencium bau surga dan menempatkannya di neraka. Ketahuilah Allah akan meminta pertanggungjawaban atas hak tetanggamu. Barangsiapa yang melalaikan hak tetangganya, dia bukan golongan kami.
Siapa yang menghianati tetangganya dengan sejengkal tanah saja, ia akan dibelenggu api sampai ke tujuh kepala bumi sehingga ia dimasukkan ke neraka.
Barangsiapa menahan kebutuhan pokok dari tetangganya ketika memerlukannya, Allah akan menahan anugerahnya pada hari kiamat. Allah akan menyuruh ia meminta bantuan pada dirinya sendiri. Barangsiapa meminta bantuan hanya pada dirinya saja, ia binasa. Allah tidak akan menerima alasan bagi orang itu.
Siapa saja yang merendahkan orang miskin muslim karena kemiskinannya, dan memandang rendah kepadanya, ia sudah memandang rendah hak Allah, ia akan terus menerus berada dalam kemurkaan Allah sampai si miskin itu ridho kepadanya.
Barangsiapa yang mampu berbuat maksiat dengan seorang perempuan, tetapi kemudian meninggalkannya, karena takut kepada Allah, Allah mengharamkan neraka baginya dan memberinya kedamaian pada hari yang sangat mengerikan. Dan ia dimasukkan ke surga.
Tetapi bila ia melakukan maksiat dengan perempuan itu, Allah mengharamkan surga baginya, dan memasukkannya kedalam neraka.
Barangsiapa memperoleh harta secara haram, Allah tidak akan menerima sedekah, haji & umrahnya. Allah menuliskan dosa untuk setiap pahala dari perbuatannya itu, dan perbekalan yang tinggal baginya setelah itu mengantarkannya ke neraka.
Barangsiapa meninggalkan harta yang haram, padahal ia sanggup memperolehnya karena takut kepada Allah, dia akan selalu dalam kecintaan Allah dan kasihNya. Sehingga ia diperintahkan untuk memasuki ke surga.
Barangsiapa yang menipu orang islam dengan jual belinya, ia bukan umatKu. Pada hari kiamat, ia akan digabungkan bersama orang2 yahudi. Ketahuilah siapa yang menipu orang, ia bukan muslim.
Barangsiapa mempunyai istri, kemudian istrinya menyakiti suaminya, Allah tidak akan menerima sholat perempuan itu dan segala kebaikan yang dilakukannya. Sampai ia membantu dan menyenangkan suaminya kembali, walaupun ia berpuasa terus menerus, & sholat malam, membebaskan budak & menginfakkan hartanya di jalan Allah.
Begitupula suami. Akan mendapat dosa dan siksa yang sama, jika ia menyakiti dan berbuat zalim kepada istrinya.
Barangsiapa tidur dan dalam hatinya ada niat untuk menghianati orang Islam, ia tidur dalam kemurkaan Allah. Ia memasuki waktu subuh juga dengan kemurkaan Allah. Kecuali bila ia bertobat. Jika ia mati dalam keadaan itu, maka ia mati bukan dalam keadaan Islam.
Ketahuilah, siapa yang menghianati Kami, ia bukan golongan Kami.
Siapa yang menghianati Kami, ia bukan golongan Kami.
Siapa yang menghianati Kami, ia bukan golongan Kami.
Barangsiapa menggunjingkan saudaranya yang muslim, batallah puasanya, dan rusaklah wudhunya, bila ia mati dalam keadaan itu, ia mati dengan menghalalkan apa yang diharamkan Allah.
Barangsiapa berjalan untuk mengadu domba orang, Allah akan memenuhi kuburannya dengan api, yang membakarnya sampai hari kiamat. Barangsiapa yang mengendalikan amarahnya, dan memaafkan saudaranya yang muslim, Allah akan memberikan padanya pahala syahid.
Ketahuilah..barangsiapa mendengar kekejian, kemudian menyebarkannya, maka ia seperti orang yang melakukannya.
Barangsiapa mendengar kebajikan, kemudian ia menyebarkannya, ia mendapat pahala seperti orang yang melakukannya.
Barangsiapa menjadi imam bagi suatu kaum dengan seijin mereka, serta merekapun ridho kepadanya, kemudian, ia menyederhanakan, meringankan, bacaan ruku’, sujud, duduk dan berdirinya , maka ia memperoleh pahala seperti mereka.
Dan barangsiapa menjadi imam pada suatu kaum, tetapi tidak meringankan bacaannya, ruku’nya, sujudnya, duduknya dan berdirinya, maka Allah menolak sholatnya. Dan sholatnya tidak melebihi tenggorokannya.
Kedudukannya di hadapan Allah seperti kedudukan penguasa yang zalim yang tiran yang tidak mensejahterakan rakyatnya serta tidak mengindahkan perintah allah.
Sayyidina Ali berdiri dan bertanya, “Ya Rasul Allah, demi ayah & ibuku, apa kedudukan penguasa zalim dan tiran yang tidak menyejahterakan rakyatnya di hadapan Allah?”
Lalu Nabi bersabda, ” Ia termasuk yang keempat diantara orang yang paling berat siksanya pada hari kiamat. Yaitu iblis, firaun, pembunuh dan penguasa tiran.”
Barangsiapa berusaha mendamaikan dua orang yang bermusuhan, para malaikat akan membacakan doa baginya, sampai ia menyelesaikan usahanya itu dan ia diberi pahala malam qadar.
Dan barangsiapa berusaha memutuskan hubungan persaudaraan diantara dua orang, ia mendapat dosa sebesar pahala yang diterima oleh orang yang mendamaikan tadi.
Ditetapkan laknat Allah baginya, ia masuk ke neraka jahannam dengan siksa yang berlipat ganda.
Barangsiapa berusaha membela dan memberi manfaat kepada saudaranya, maka baginya pahala orang mujahiid di jalan Allah.
Barangsiapa berjalan menyebarkan aib saudaranya sesama muslim, dan mengungkapkan hal yang mempermalukannya, maka langkah pertamanya adalah langkah ke neraka dan Allah akan mempermalukan ia di hadapan seluruh makhluk.
Barangsiapa membimbing orang buta sampai ke masjid atau kerumahnya untuk memenuhi keperluannya, Allah akan memberikan pahala utk setiap langkahnya. Yang besarnya sama dengan membebaskan budak. Malaikat tidak henti2nya berdoa baginya. Sampai ia berpisah dengan orang buta itu.
Dan barangsiapa mencukupi keperluan orang buta sampai ia memenuhinya, Allah membebaskannya dari 2 hal, neraka dan kemunafikan. Allah akan memenuhi 70.000 keperluannya di dunia. Ia tidak henti2nya berada dalam naungan rahmat Allah sampai ia kembali.
Barangsiapa berusaha memenuhi keperluan orang sakit, ia keluar dari dosa2nya, seperti ketika ia dilahirkan dari perut ibunya.
Seorang anshar bertanya, “Wahai rasulullah, bagaimana bila yang sakit itu keluarganya sendiri?”
Nabi menjawab, “Manusia yang paling besar pahalanya adalah yang berusaha memenuhi keperluan keluarganya.
Barangsiapa melalaikan keluarganya, memutuskan kasih sayangnya, Allah akan mengharamkan balasan yang baik baginya pada hari ketika ia membalas orang2 baik, Allah akan melalaikannya.
Barangsiapa yang Allah lalaikan pada hari akhirat, ia berada diantara orang2 yang celaka. sehingga ia berusaha mencari jalan keluar, tetapi tidak akan pernah bisa keluar.
Waktu itu rasulullah mengakhiri khutbahnya dengan berkata, “Wahai manusia, sudah tua usiaku, sudah rapuh tulangku, sudah lemah tubuhku, sudah siap diriku, sudah besar kerinduanku untuk menemui Tuhanku. Saya kira inilah hari terakhir antara aku dan kalian. Selama aku hidup, kalian menyaksikanku. Sesudah aku mati, Allah akan menjadi khalifahku bagi setiap mukmin laki2 dan perempuan.”
Pertemuan nabi dengan sahabat2nya hari itu berakhir dengan tangisan. Beberapa hari setelah itu, Nabi berwasiat kepada Ali bin abi Thalib Untuk memandikan dan mengkafani bila ia telah berangkat menemui Sahabat Agung.
Nabi memanggil Bilal untuk sekali lagi mengumpulkan orang di mesjid. Sambil bersandar pada tongkatnya, dan masih dikompres dengan sorbannya, Nabi bersabda, “Wahai sahabat2ku, menurut kalian, nabi macam apakah aku ini?. Bukankah aku berjuang bersama kalian, bukankah pernah sobek bahuku, bukankah dahiku pernah berdebu, bukankah pernah darah mengalir di wajahku dan membasahi janggutku, bukankah telah kutanggung duka dan derita menghadapi kaumku yang bodoh, bukankah pernah kuikatkan batu di perutku untuk menahan rasa lapar.
Para sahabat serentak menjawab, “Benar wahai rasul Allah. Anda telah memikul semuanya dengan sabar dan tabah.. Anda telah menolak kemungkaran, sehingga Anda menghadapi cobaan2 karena Allah. semoga Allah membalas kebaikan Anda dengan pahala yang paling utama.”
Tidak lama setelah peristiwa itu, hari senin, 12 Rabiul Awal 11 H, manusia yang mulia itu menembuskan nafas terakhir. Madinah berkabung, mereka menangisi kepergian Nabi.